AMALAN-AMALAN SUNNAH PADA HARI / MALAM JUMUAH
Hari jumu'ah disebut dengan sayyidul ayyam "pimpinan hari", karena di dalamnya terkandung berbagai keistimewaan yang dianugerahkan secara khusus kepada umat Nabi Muhammad SAW. Salah satunya adalah adanya waktu-waktu yang mustajab secara khusus di hari jum'at. Oleh karena itu, kita dianjurkan memper-banyak do'a, beribadah, bersholawat di hari tersebut.
1. Memotong rambut dan kuku (kuku tangan dimulai dari telunjuk tangan kanan dan terus kekanan lalu ibu jari/jempol, dan tangan kiri dimulai dari ibu jari/jempol dan terus kekiri hingga jari kelingking )
2. Mandi Besar (sunnahnya dimulai dari waktu Shubuh hingga menjelang berangkat jumu’atan). Bagi yang tidak sempat mandi pada waktu tersebut ia tetap disunnahkan mengqadha’nya
3. Berangkat Jumu’atan pagi-pagi kecuali bagi Imam/Khotib dengan berjalan kaki (bukan naik kendaraan)
4. Berpakaian rapi dan afdholnya putih-putih, memakai Sorban dan Rida’ (terutama bagi seorang Imam/Khotib )
5. Memakai wangi-wangian kecuali bagi orang yang berpuasa
6. Membaca Surat Al-Kahfi
7. Memperbanyak membaca Sholawal Nabi
8. Memperbanyak Shadaqah dan amal Shaleh lainnya
9. Mendengarkan serta memperhatikan Khutbah
10. Selesai
sholat Jumu’ah (ba’da salam) membaca Surat Musabbiat beserta do’anya
dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Kaki masih dalam keadaan seperti saat sholat (duduk tawarruk)
b. Belum pindah dari tempat sholatnya
c. Belum berbicara dengan orang lain
d. Belum berhadats / batal wudhunya
10. Membaca Surat-surat Musabbi’at :
a. Surat Al Fatihah : 7 kali
b. Surat Al Ikhlash : 7 kali
c. Surat Al Falaq : 7 kali
d. Surat An Naas : 7 kali
e. Membaca Do’a berikut : 4 kali (sebelum membaca do’a-do’a lain)
Bacaan-bacaan tersebut, kata Imam al-Ghazali, akan menjadi benteng dan memelihara seseorang dari gangguan syaitan, mulai dari satu Jumu’ah ke Jumu’ah berikutnya. Selanjutnya baca doa berikut:
﴿ اَللّٰهُمَّ يَا غَنِيُّ يَا حَمِيْدُ يَا مُبْدِءُ يَا مُعِيْدُ يَا رَحِيْمُ يَا وَدُوْدُ اَغْنِنِيْ بِحَلَالِكَ
عَنْ حَرَامِكَ وَبِطَاعَتِكَ عَنْ مَّعْصِيَتِكَ وَبِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ ﴾
Artinya,
“Ya Allah, Yang Maha Kaya, Maha Terpuji, Maha Pencipta, Maha Kuasa Mengembalikan, Maha Penyayang, dan Maha Kasih. Cukupi aku dengan harta halal-Mu, bukan dengan yang haram. Isilah hari-hariku dengan taat kepada-Mu, bukan mendurhakai-Mu. Cukupi diriku dengan karunia-Mu, bukan selain-Mu”.
Do’a ini dianjurkan dibaca sebanyak empat kali setelah Jumu’ah setelah membaca musabbi‘at, sebelum shalat ba‘diyah Jumu’ah. Barangsiapa yang melazimkan doa ini niscaya Allah cukupi kebutuhannya dari rezeki yang tidak terduga. Dalam disebuah riwayat [amalan tersebut dibaca] sebelum berbicara apapun maka Allah menjaga bagi orang tersebut, agamanya, dunianya, keluarganya dan anaknya.
12. Membaca Nazham berikut 5 kali :
إِلٰهِيْ لَسْتُ لِلْفِرْدَوْسِ أَهْلًا وَلَا أَقْوَى عَلَى النَّارِ اْلجَحِيْمِ
فَهَبْ لِيْ تَوْبَةً وَّاغْفِرْذُنُوْبِيْ فَاِنَّكَ غَافِرُ الذَّنْبِ اْلعَظِيْمِ
Artinya:
Wahai Tuhanku! Aku bukanlah ahli surga, tapi aku juga tak kuat di neraka Jahim
Maka berilah aku taubat (ampunan) dan ampunilah dosaku, sesungguhnya engkau Maha Pengampun dosa yang besar."
Dari Imam As-Sya'rani bahwa barangsiapa membaca dua bait kalimat ini 5 kali setelah shalat Jumu’ah, maka Allah akan mewafatkannya dalam keadaan Islam (Al Bajuri)
13. Membaca Tasbih berikut 100 kali :
سُبْحَانَ اللهِ اْلعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ
عن ابن عباس رضي الله عنهما عن النبي صلي الله عليه وسلم أنه قال من قال بعد ما تقضى الجمعة : ﴿سبحان الله العظيم وبحمده﴾ , مائة مرة , غفر الله له مائة ألف ذنب , ولوالديه أربعة وعشرين ألف ذنب اهـ "اعانة الطالبين" في الجزء الثاني ص ٩٢
Dari sahabat Ibnu Abbas, ra sesungguhnya Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda : “Barangsiapa membaca “Sub-hanallahil 'adzimi wa bihamdih” 100x, maka Allah mengampuni baginya 100.000 dosa dan mengampuni bagi kedua orang tuanya 24.000 dosa
Sumber :
1. Kitab Maraqil Ubudiyah ala Bidayatil Hidayah karya Syekh M Nawawi Banten,
2. Kitab Kasyifatus Saja Fi Syarkhi Safinatun Naja karya Syekh M Nawawi Banten hal 206
3. Kitab I'anatut Tholibin karya Sayyid Abu Bakar Syatho, juz 2 hal 92
Wallahu A'lam
Komentar
Posting Komentar